Postingan

Pangeran aku rindu

Aku ingat pernah mengganggunya saat dia sedang sibuk. Mendatanginya dengan wajah kusut serta air mata yang berderai. Dia mendatangiku lalu berkata “Nangis mulu! Kenapa nangis?” Aku hanya menatapnya sambil terdiam Dia mempersilahkan aku duduk, sembari menyuruhku menenangkan diri. Namun bukannya tenang, aku justru semakin kacau. Dia memelukku, sambil berkata bahwa semuanya baik-baik saja. Entah kenapa air mataku yang membasahi pundaknya terasa hangat, pelukannya terasa nyaman. Bahkan lebih nyaman dari pelukan ayahku sendiri. Aku merasakan kasih sayang darinya. Dia bahkan langsung meninggalkan pekerjaannya begitu saja hanya untuk mendengarkan semua keluh kesahku. Meski akhirnya aku dimarahi orang lain karena telah mengganggu pekerjaannya. Aku dibilang seorang pengganggu yang tak tahu waktu. Seenaknya bertemu dengan seseorang saat dia sedang sibuk. Aku berencana menemuinya hari ini. Untuk sekedar melepas rindu dan bercerita, seperti biasa. Namun, ternyata kini dia telah pergi. Jauh. Panger

Teruntuk masa lalu ku

Untukmu masa laluku... Semua yang telah terjadi, akan selalu ku ingat sebagai kenangan terindah dalam hidupku. Meski kini, kamu berfikiran untuk menyudahi. Meski tanpa kata, diammu menandakan kekecewaan yang amat besar akibat sifat kekanakanku. Aku mengerti, mungkin aku memang tak pantas jika di sandingkan denganmu. Sifat yang betolak belakang, aku fikir akan membuat kita saling melengkapi. Namun aku salah. Itu justru membuat kita berargumentasi yang akhirnya membuat kita saling menjauh. Tak apa Tuan, kau pantas untuk merasakan bahagia. Dan mungkin aku bukanlah orang yang bisa memberikan perasaan itu. Karena yang ku beri bukanlah bahagia, namun luka. Pergilah jika kau ingin pergi. Aku tak akan memaksamu untuk tetap bertahan, sedangkan kau bersihkeras ingin melupakan. Jakarta, 08 mei 2018 Salam Hangat, Rinai Cerita 

Dia bukan lelaki spesial.

Gambar
Dia bukan lelaki spesial. Bahkan dia biasa saja. Namun, kesederhanaannya itulah yang bisa membuat aku jatuh cinta. Dia kuat dan tegar. Dia tak pernah menunjukkan air matanya sekalipun sedang bersamaku. Aku sudah mengenalnya satu tahun belakangan ini. Walaupun mengenalnya masih bisa dihitung dengan tahun, namun perasaanku padanya takkan bisa terhitung lagi. Meski sering bertengkar, dan mengancam akan pergi. Namun semua akan kembali pada satu kata “pulang”. Dia bisa pergi sesuka hatinya. Namun sejauh apapun dia pergi, hanya aku satu-satunya tempat untuk pulang. Dan aku, akan menjadikan diriku sendiri sebagai tempat berpulang paling nyaman. Hingga dia takkan pernah berniat untuk pergi lagi. Aku menyukai semua tentang dirinya, hingga kebiasaan buruknya sekalipun. Terlebih ketika dia marah. Terkadang wajahnya sedang marah terlihat lucu. Aku juga suka ketika dia mengadu keluh kesah padaku. Persis seperti anak kecil yang sedang mengadu habis dijahili temannya. Wajahnya ketika

Argumentasi

Gambar
Hai semua, ini kali kedua saya memberanikan diri untuk menulis blog. Ya setelah sekian lama mengumpulkan niat yang selalu tetunda akhirnya saya melawan semua perasaan yang berada dipikiran ini. Semoga kalian suka ya tentang segala rasa yang akan saya tuangkan disini😊 Pertama saya akan membahasa perihal argumentasi. Di setiap masalah, seseorang pasti memiliki argumennya masing-masing kan ? dan selalu menganggap bahwa argumennya adalah yang paling benar. Menganggap semua yang dilakukan lawan bicaranya adalah sebuah kesalahan besar. Meskipun nyatanya itu adalah kesalahan kecil. Namun tak pernahkah kalian sedikit saja menurunkan ego masing-masing. Dan memikirkan ucapan terlebih dahulu sebelum berbicara dan menyalahkan? Tak pernahkah terlintas sedikit saja pertanyaan seperti, “ kenapa dia seperti ini? ” atau “ pernahkah saya melakukan hal yang serupa juga? ” Karena bisa saja itu hanya sebuah kesalahpahaman. Dan terus menjadi semakin rumit akibat ego masing-masing yang t